Thursday 28 June 2012


MEMORI KASHMIR

Sekilat wajah sutranya menyambar
menyonsong sederu angin pada luka rindu
reranting melati tunduk mencium tanah
wanginya sujud lalu menangis
bersolawat dalam berkah jumaat

Aku yang melutut di tepi kektus
merayu oasisMu membanjir nur
biar kuteguk cahaya dalam lama terenyuh dahaga
atau selamanya aku bertayyamum debu cinta
dalam terik derita

Engkau,
tatanglah secarik kasih
dari terkoyaknya jantung malam
menjeritku ke langit
memohon titis-titis Alif
menyurup Fatihah di gumpal Ruh

Oh Dia
memori Kashmir pun menghimpun sutra
membenangi mimpi-mimpiku dengan permaidani cinta
rinduku merangkak jatuh
dalam ketar memintal jiwa
aku rebah dalam jazbah berdarah
menanti secabik keranda
di bumi Gaza


HANYA SEJARAH

KAU bunuhlah ingatan
biar aku kosong di dalam diri
tulip sudah begitu mengakari bendang hati
saat aku tidak lagi membaja kenangan
kalau mampu biarlah aku menjadi hancur
umpan debu-debu yang dhaif
ditiup angin malar

KAU bakarlah segala kenangan
biar aku tidak punyai sejarah
kerana ia bukan sebuah ungkitan
adalah ingatan demi ingatan
yang tetap hidup memugar dalam diri

KAU putuskan rindu yang genting ini
biar aku tidak punyai warna hati
dan tidak kenal lagi erti sakit
atau luka
yang wujud
dalam sebuah sejarah


**aZaH KhaliDa**
http://a6.sphotos.ak.fbcdn.net/hphotos-ak-snc6/s480x480/179513_463194900377018_1619206103_n.jpg


KALAU

kalau KAU cincang hatiku menjadi caing-caing halus
aku rela meneguk pedihnya
kalau KAU robekkan dadaku menjadi terkopak carik
aku rela membalut lukanya
kalau KAU bakar diriku menjadi rentung
aku rela menjadi debu
kalau KAU bekukan diriku menjadi ketulan
aku rela terus begitu

cincanglah aku kalau hancurku ada rahmatMU
robekkan aku kalau carikku ada cintaMU
bakarlah aku kalau rentungku ada ampunMU
bekukan aku kalau bisuku ada kasihMU

nanti akan kurenihkan cintaMU
mendasar ke lubuk nubariku
nanti aku heningkan kasihMU
mendalami ke ufuk hatiku
nanti kutemui jernih rindu
padaMU

**aZaH KhaliDa**
 


Monday 4 June 2012

SEBERSIH BULU ANGSA

kuseliratkan putih warnanya
adalah jernih rasa yang melingkari diri
pasrahnya menadah alir di kolam rasa
hanya sujud tafakkur dalam rebah dahi
dan telekung malam tetap menggamit
oleh rinduNYA

wahai angsa putih sayapnya
saat kau bersihkan diri
aku yang jerlus mencari warna hati sendiri
entah apa milik aku
dalam intai mencari hakiki
dan cintaNYA

aku ingin celupkan warna hati
biar seputih bulu angsaMU
yang meniti arus tenang
antara buih dan alir jernih
di gigi usia sendiri
dalam asa yang mewangi

dan, siapakah perampas sebuah diri
sehingga tiba-tiba sang camar merenggut ganas
terkulai sekujur tubuh
sebuah diri lalu merebih pada angkara
kerikil atau sembilu
yang menujah ngilu ke dalam jiwa
menjadi cebisan
lalu bulu-bulu angsaku luruh berselerak
dalam airmata dan luruh jiwa

siapakah yang sedang tertawa
oleh luruhnyasekeping jiwa?
dan kecainya sebuah diri?



** AzaH KhalidA **

Sunday 3 June 2012





SELAGI

kugayutkan nota cintaMU
nanti reranting menjadi saksi
rimba hatiku tetap merimbun pada kasihMU
di limbahan jiwa tetap malar

aku bakal menjadi debu
saat KAU tidak lagi mendenai cinta
di lurah hidupku
biarlah aku menghilang bersama buih
yang mendap ke dada laut
bersemadi di antara fosil dan cengkerang siput
terdampar di gigi air
pantai tidak lagi mesra
menjamah bicara di ribaanku

usah kau bertanya cerita tentang mawar
kerana aku sudah memetik kemboja
dari sudut pusara
yang menyepi
dalam diamnya yang haru
dan ngilu itu
tidak lagi mengenal erti siimpati
tetap mencacak pada dadaku
darahnya alir bagai hembusan angin
dan tidak pernah berhenti diam
selagi merahnya belum membeku


** AzaH KhalidA**