Friday 6 April 2012

SINARKANLAH MAYA DI MATAKU

jangan kau singkapkan purdah ini
telah kubalut kerdip mata
agar maya terus sirna di dalam nurNYA
mengukir halwa dzikir
membentengi barzakh hati
jangan ada intai pada janji pilu
dari kelepak angsa yang tenggelam
di dasar luka

aku sudah belajar mengerti pengalaman
peritnya pada luka bukan pada hiba
kau sudah menghantar kerikil
sedang tumitku belum pernah menginjak sayatan pilu
kandil itu apinya membahang
sedang tiris darah dari jalur luka
belum sempat kutadah kesumbanya
memerciklah ia mendarahi maya
mataku telah kabur
oleh sebuah kepercayaan

kutuam pada nyala api
kalau jemariku bisa menahan perit
darahnya tersusup antara gelembung terbakar
gelombang itu adalah samudera
akupun tak mengerti pada sebuah ilusi
kau tinggalkan pada perdu lelahku
bila aku tak lagi larat
mengatur tumit
di antara kerikil yang kau bariskan.

katakanlah itu hanya guraumu
bukan untuk mengguris carik di hatiku

'DA'

No comments:

Post a Comment