Monday 30 April 2012

SAKURA BUNGA CINTAKU

melintuklah daunmu sakura
pada rona hari yang menerjah ke lurah dingin
aku belum sempat bersila pada rimbunMU
lalu semilir angin menggetus hatimu
siapakah yang telah mengayahnya menjadi luruh
di perdu hiba sendiri

sakuraku
ke manakah wanginya bungamu menyerbak
saat aku sedang menghidu harum cinta
tiba-tiba relainya menjadi debu
luruh dan jatuh
ke dadaku lalu mereput

kalau nanti aku sudah larut dan mendebu
kutiplah puing-puingnya biar tersusun
di kakimu aku melanggir rasa
di pelipismu aku menyarat impi
kau bukan lagi sekuntum sakura
hanyalah pelangi yang menjela di langitNYA
aku pun terkedu pada baris puisi ini
membilang aksara yang tertinggal
di hujung resah yang pecah

sakuraku
kalau aku mendakwat pada penaNYA
biarlah syair ini menular pada seluruh jiwa
nanti bicaranya akan melekat mendakap
biar desahnya mengayuh samudera
aku sudah bersedia di dalam kolek
biar olengnya menggelombang runtuh
hancurpun aku rela menjadi buih

biarkan sakuraku terus menjadi wangi
walau bukan aku yang bakal memetik harumnya
dan indahnya biarlah tercicip seluruh benua
nanti ada suara yang menyapa
'sakura, bunga cintaku'

'DA'

No comments:

Post a Comment